An Indonesian Islamic Preacher

Kehilangan orang yang kita sayang memang berat, apalagi saat masih dalam fase sayang-sayangnya. Tapi, tenang, Ustadz Hilman punya beberapa kiat penting buat kamu yang lagi galau dan ingin move on. Yuk simak cara Islami yang bisa bantu kamu bangkit dari rasa kehilangan! Husnudzon kepada Allah Kita sering dengar istilah “husnudzon” alias berpikir positif kepada Allah, kan? Mungkin terdengar klasik, tapi ini kunci utama buat kamu yang lagi berusaha move on. Percaya deh, kalau seseorang meninggalkan kita, itu adalah bagian dari takdir Allah. Bisa jadi, orang tersebut memang bukan yang terbaik buat kita kan? Allah justru sedang melindungi kita dari keburukan atau kemaksiatan yang mungkin terjadi kalau terus bersama. Bersyukur Tanpa Henti Ketika kehilangan, biasanya kita kecewa karena berharap terlalu besar pada manusia. Padahal, harapan sejati seharusnya hanya kepada Allah SWT. Nah, ini momen yang tepat untuk belajar bersyukur. Setiap kejadian, meski menyakitkan, pasti ada hikmahnya. Ini adalah rezeki dalam bentuk pelajaran hidup yang harus kita syukuri, supaya hati lebih tenang dan siap menerima yang lebih baik. Rezeki Tidak Akan Tertukar Kamu tahu nggak? Jodoh, rezeki, semuanya sudah diatur oleh Allah. Jadi, meski sekarang kamu merasa kehilangan, percayalah bahwa jodoh yang terbaik sudah disiapkan Allah. Rezeki, termasuk jodoh, tidak akan tertukar. Fokus saja untuk terus berikhtiar dan melibatkan Allah dalam setiap langkah yang kita ambil. Jangan hanya sibuk mencari, tapi lupa memperbaiki diri. Jadilah versi terbaik dari diri sendiri dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Lewati Prosesnya dengan Sabar  Move on itu tidak ada yang instan, butuh waktu dan proses. Ustadz Hilman menyarankan agar kita melewati proses istikharah (minta petunjuk), istisyarah (bijak memilih), dan istifta (berserah diri). Jangan lupa tambahkan tahajud dan doa, karena kedekatan dengan Allah akan memberi ketenangan dan petunjuk untuk melangkah ke depan. Nah, ada do’a nih yang diajarkan Ustadz Hilman Fauzi dalam meminta petunjuk, اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا (Allahumma ajurni fi musibati wahlufli khairan minha), yang berarti “Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik.” Bikin hati jadi lebih tenang, kan? Ingat, kehilangan memang tidak pernah mudah, tapi dengan usaha, doa, dan keikhlasan, kamu pasti bisa bangkit dan move on dengan hati yang lebih kuat! Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=N9Vqdw9x4C0

Setiap orang pasti menghadapi tiga fase dalam hidup: masa lalu, masa kini, dan masa depan. Namun, seringkali kita terjebak dalam penyesalan masa lalu, berharap bisa memperbaikinya agar masa kini menjadi lebih baik. Tapi, bagaimana caranya agar kita bisa move on dan memulai lembaran baru? Ustadz Hilman Fauzi menawarkan solusi sederhana namun powerful: 3M (Memaafkan, Mendoakan, Mengikhlaskan). Ketiga langkah ini menjadi kunci untuk bangkit dari masa lalu dan membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik. Berikut ini cara-cara untuk menerapkan 3M dan membangun masa depan yang lebih cerah: Memaafkan masa lalu Memaafkan tidak berarti melupakan, melainkan membersihkan hati dari kebencian dan dendam. Proses ini memerlukan waktu dan usaha, tapi sangat penting untuk membebaskan diri dari beban emosional. Seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, meski dihina dan dilempari batu oleh penduduk Thaif, beliau memilih memaafkan mereka. Ini membuktikan bahwa kebaikan lahir dari hati yang memaafkan, meskipun peristiwa tersebut tidak terlupakan. Setidaknya ada lima keutamaan bagi mereka yang pandai memaafkan: diakui sebagai orang bertakwa, dicintai Allah, dosa-dosanya diampuni, disiapkan istana di surga, dan hati menjadi lebih tenang. Kunci kuat hati melalui doa Perjalanan memaafkan seringkali memang tidak mudah, di sinilah kekuatan doa berperan. Ustadz Hilman mengajarkan doa seperti berikut:  يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” Kita juga bisa mengamalkan doa seperti yang Nabi Muhammad SAW ajarkan,  “رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ”   Rabbana latuzig qullubana ba’da idzhadaitana wa hablana milladunka rahmatan, innaka antal wahhab. Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami rahmat dari hadirat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Q.S. Ali ‘Imran: 8) Menikmati hati damai dengan mengikhlaskan Setelah memaafkan dan berdoa, langkah terakhir adalah mengikhlaskan. Ini berarti melepaskan segala beban dan menyerahkan rencana kepada Allah. Meski usaha kita mungkin tidak selalu berhasil, masa depan kita tetap penuh harapan karena Allah mengetahui yang terbaik untuk kita. Ingatlah, masa lalu adalah bagian dari perjalanan, bukan tempat kita tinggal. Dengan rumus 3M (Memaafkan-Mendoakan-Mengikhlaskan) kita dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Serahkan segala urusan kepada Allah, karena hanya di tangan-Nya terdapat kekuatan, harapan, dan ketenangan sejati. Bangkitlah dari masa lalu dan jadilah versi terbaik dari dirimu! Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Wd37cKZZfIs